SEARCH

Senin, 21 Maret 2011

SUNAN MAULANA MALIK IBRAHIM

Maulana Malik Ibrahim, atau
Makdum Ibrahim As-
Samarkandy diperkirakan lahir di
Samarkand, Asia Tengah, pada
paruh awal abad 14. Babad
Tanah Jawi versi Meinsma
menyebutnya Asmarakandi,
mengikuti pengucapan lidah
Jawa terhadap As-Samarkandy,
berubah menjadi Asmarakandi.

Maulana Malik Ibrahim kadang
juga disebut sebagai Syekh
Magribi. Sebagian rakyat malah
menyebutnya Kakek Bantal. Ia
bersaudara dengan Maulana
Ishak, ulama terkenal di Samudra
Pasai, sekaligus ayah dari Sunan
Giri (Raden Paku). Ibrahim dan
Ishak adalah anak dari seorang
ulama Persia, bernama Maulana
Jumadil Kubro, yang menetap di
Samarkand. Maulana Jumadil
Kubro diyakini sebagai
keturunan ke- 10 dari Syayidina
Husein, cucu Nabi Muhammad
saw.

Maulana Malik Ibrahim pernah
bermukim di Campa, sekarang
Kamboja, selama tiga belas tahun
sejak tahun 1379. Ia malah
menikahi putri raja, yang
memberinya dua putra. Mereka
adalah Raden Rahmat (dikenal
dengan Sunan Ampel) dan Sayid
Ali Murtadha alias Raden Santri.
Merasa cukup menjalankan misi
dakwah di negeri itu, tahun
1392 M Maulana Malik Ibrahim
hijrah ke Pulau Jawa
meninggalkan keluarganya.
Beberapa versi menyatakan
bahwa kedatangannya disertai
beberapa orang. Daerah yang
ditujunya pertama kali yakni
desa Sembalo, daerah yang
masih berada dalam wilayah
kekuasaan Majapahit. Desa
Sembalo sekarang, adalah daerah
Leran kecamatan Manyar, 9
kilometer utara kota Gresik.
Aktivitas pertama yang
dilakukannya ketika itu adalah
berdagang dengan cara
membuka warung. Warung itu
menyediakan kebutuhan pokok
dengan harga murah. Selain itu
secara khusus Malik Ibrahim juga
menyediakan diri untuk
mengobati masyarakat secara
gratis. Sebagai tabib, kabarnya,
ia pernah diundang untuk
mengobati istri raja yang berasal
dari Campa. Besar kemungkinan
permaisuri tersebut masih
kerabat istrinya.

Kakek Bantal juga mengajarkan
cara- cara baru bercocok tanam.
Ia merangkul masyarakat bawah
- kasta yang disisihkan dalam
Hindu. Maka sempurnalah misi
pertamanya, yaitu mencari
tempat di hati masyarakat
sekitar yang ketika itu tengah
dilanda krisis ekonomi dan
perang saudara. Selesai
membangun dan menata
pondokan tempat belajar agama
di Leran, tahun 1419 M Maulana
Malik Ibrahim wafat. Makamnya
kini terdapat di kampung
Gapura, Gresik, Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tuliskan apa yg ada dibenak anda!